Minggu, 05 Januari 2025

Penetapan Makam La Maddukelleng sebagai Struktur Cagar Budaya

Makam La Maddukelleng, yang terletak di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu situs bersejarah yang memiliki nilai penting bagi sejarah dan budaya Indonesia. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Wajo, dengan nomor rekomendasi St-001/TACB-Wajo/24/06/2024, makam ini diusulkan untuk ditetapkan sebagai Struktur Cagar Budaya. Artikel ini akan membahas alasan penetapan tersebut dan rekomendasi hasil kajian tim ahli.

La Maddukelleng adalah seorang pahlawan nasional yang lahir pada tahun 1700 dan dikenal karena perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Makamnya menjadi simbol perjuangan dan identitas masyarakat Wajo. Dengan penetapan sebagai cagar budaya, makam ini akan mendapatkan pengakuan resmi yang penting untuk pelestarian warisan budaya.

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk penetapan cagar budaya: Objek harus berusia 50 tahun atau lebih; Mewakili masa gaya tertentu dalam sejarah; Memiliki arti penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; Memiliki nilai budaya yang dapat memperkuat identitas bangsa.

Makam La Maddukelleng memenuhi semua kriteria tersebut, menjadikannya layak untuk diusulkan sebagai Struktur Cagar Budaya. Beberapa rekomendasi dalam rangka penetapan dan pengelolaan makam La Maddukelleng: Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai sejarah dan budaya makam ini melalui program edukasi; Mengembangkan rencana pemeliharaan untuk menjaga kondisi fisik makam agar tetap terawat dan tidak mengalami kerusakan; Membangun fasilitas pendukung seperti akses jalan, tempat parkir, dan informasi wisata untuk memudahkan pengunjung sekaligus mendidik mereka tentang sejarah La Maddukelleng; Menggandeng perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam makam ini.

Penetapan Makam La Maddukelleng sebagai Struktur Cagar Budaya sangat penting untuk melestarikan warisan sejarah dan budaya masyarakat Wajo. Rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya memberikan panduan yang jelas untuk langkah-langkah selanjutnya dalam pengelolaan makam ini. Dengan dukungan dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan makam ini dapat terus dikenang dan dihormati sebagai bagian integral dari identitas budaya Indonesia.


Referensi:

[1] https://repositori.kemdikbud.go.id/20097/1/Buletin%20Kundungga%20Vol.%201%20Th.%202012.pdf

[2] https://beritasulsel.com/baca/telusur-dan-penjejakan-sejarah-objek-diduga-cagar-budaya-di-wajo

[3] https://www.youtube.com/watch?v=ojqPr1lhDCk

[4] http://repositori.uin-alauddin.ac.id/25179/1/AMHARDIANTI_80100219054.pdf

[5] https://repositori.kemdikbud.go.id/24751/1/2020_Permutakhiran%20Data%20Cagar%20Budaya%20Kota%20Samarinda.pdf

[6] https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_cagar_budaya_di_Indonesia

[7] https://eprints.unm.ac.id/21072/1/Artikel%20Andi%20Hendraji%20P..pdf

[8] https://www.bangjo.co.id/12926/2024/08/inilah-10-peninggalan-kerajaan-wajo-sulawesi-selatan/

[9] https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_cagar_budaya_di_Indonesia

[10] http://repositori.uin-alauddin.ac.id/193/1/SEJARAH%20DAN%20BUDAYA%20LOKAL%20DARI%20SULAWESI%20SAMPAI%20BIMA.pdf

Penetapan Cagar Budaya Makam La Tenri Lai’ To Sengngeng di Kabupaten Wajo

Makam La Tenri Lai’ To Sengngeng, sebuah situs bersejarah yang terletak di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Wajo. Penetapan ini merupakan hasil dari kajian ilmiah yang teliti dan komprehensif, yang mencerminkan pentingnya makam ini sebagai bagian integral dari warisan budaya dan sejarah masyarakat Wajo.

La Tenri Lai’ To Sengngeng adalah seorang Arung Matoa Wajo ke-23 yang dikenal atas kepahlawanan dan perlawannannya terhadap penjajahan Belanda. Ia dipercaya sebagai panglima perang yang gigih dalam Pertempuran Tosora pada abad ke-17, yang merupakan momen penting dalam sejarah Wajo[3]. Makam ini bukan hanya tempat peristirahatan terakhir bagi La Tenri Lai’, tetapi juga representasi kuat dari perjuangan dan martabat masyarakat Wajo.

Penetapan cagar budaya makam La Tenri Lai’ To Sengngeng didasarkan pada rekomendasi tim ahli yang melihat potensi makam ini sebagai sumber informasi historis dan budaya yang signifikan. Proses ini melibatkan survei lapangan, analisis dokumen sejarah, dan evaluasi kondisi fisik makam secara detail. Hal ini tercermin dalam surat penetapan nomor St-001/TACB-Wajo/24/06/2024, yang menegaskan status cagar budaya bagi makam ini[1].

Beberapa faktor utama yang mendukung penetapan cagar budaya makam La Tenri Lai’ To Sengngeng adalah:

Makam ini merupakan sisa-sisa perjuangan heroik La Tenri Lai’ To Sengngeng dan kelompoknya melawan penjajahan Belanda, membuatnya sangat relevan dengan narasi sejarah Indonesia[3]. Situs ini mengandung nilai-nilai budaya yang tak ternilai, termasuk tradisi pembangunan monumen peringatan dan ritual peziarahan yang masih dilestarikan sampai hari ini[4]. Makam ini memiliki struktur yang unik dan kompleks, dengan detail arsitektural yang patut direnungkan. Kontribusi ini penting dalam bidang arkeologi dan preservasi bangunan bersejarah[1].

Untuk memastikan perlindungan dan pengembangan makam La Tenri Lai’ To Sengngeng sebagai cagar budaya, tim ahli merekomendasikan beberapa langkah strategis:

Edukasikan masyarakat lokal maupun internasional tentang pentingnya makam ini sebagai sumber warisan budaya dan sejarah[1]. Lakukan perawatan fisik reguler terhadap makam dan lingkungannya untuk mencegah kerusakan dan menjaga integritas struktur[4]. Bangun infrastruktur pendukung seperti tempat parkir, toilet, dan area istirahat untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung tanpa merusak situs[1].

Penetapan cagar budaya makam La Tenri Lai’ To Sengngeng merupakan langkah strategis dalam melestarikan warisan budaya dan sejarah masyarakat Wajo. Dengan adopsi rekomendasi tim ahli, kami percaya bahwa makam ini akan terus menjadi sumber inspirasi dan identitas budaya bagi generasi mendatang. Melalui usaha solidaritas dan partisipasi aktif dari masyarakat, makam ini pasti akan tetap lestari sebagai simbol perjuangan dan martabat bangsa.

Referensi:

[1] https://www.kliksulsel.com/2019/11/tim-ahli-tetapkan-tiga-lokasi-cagar.html

[2] https://www.liputanindonesia.co.id/p/liputan-hari-ini.html

[3] https://mediabahana.com/2021/11/10/momentum-hari-pahlawan-pemerhati-budaya-wajo-dorong-pemerintah-usulkan-arung-matoa-wajo-ke-23-jadi-pahlawan-nasional/

[4] http://repositori.uin-alauddin.ac.id/25179/1/AMHARDIANTI_80100219054.pdf

[5] https://repositori.kemdikbud.go.id/8215/1/SITUS%20TOSORA%20SEBAGAI%20KAWASAN%20CAGAR%20BUDAYA%20DIKABUPATEN%20WAJO.pdf

[6] https://sisparnas.kemenparekraf.go.id/p/122383

[7] https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_cagar_budaya_di_Indonesia

[8] https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_cagar_budaya_di_Indonesia

[9] http://repositori.uin-alauddin.ac.id/27236/1/40200118098%20TITA%20IRSANI%20DAMAYANTI.pdf

Melindungi dan Mengembangkan Warisan Sejarah Wajo: Makam La Maddukkelleng di Kabupaten Wajo

 


Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menyimpan segudang sejarah dan budaya yang kaya. Salah satu warisan berharga yang dimiliki daerah ini adalah makam La Maddukkelleng, seorang pahlawan nasional yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Makam ini tidak hanya menjadi situs sejarah, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Wajo. Oleh karena itu, perlindungan dan pengembangan makam ini menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah daerah.

Makam La Maddukkelleng bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir seorang pahlawan, melainkan juga cerminan semangat juang dan nilai-nilai luhur yang patut diteladani. Sebagai sosok yang sangat dihormati, makamnya menjadi tujuan ziarah bagi masyarakat Wajo dan juga wisatawan yang tertarik dengan sejarah.

Meskipun memiliki nilai sejarah yang tinggi, makam La Maddukkelleng menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya pelestariannya, antara lain:

  • Kerusakan fisik: Faktor alam seperti cuaca dan gempa bumi, serta aktivitas manusia dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan makam.
  • Kurangnya kesadaran masyarakat: Tidak semua masyarakat memahami pentingnya menjaga kelestarian situs sejarah, sehingga sering terjadi tindakan vandalisme atau pencurian.
  • Keterbatasan anggaran: Pemerintah daerah seringkali menghadapi kendala anggaran dalam upaya pelestarian situs sejarah.
  • Kurangnya tenaga ahli: Ketersediaan tenaga ahli di bidang pelestarian cagar budaya masih terbatas.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya yang komprehensif dalam melindungi dan mengembangkan makam La Maddukkelleng. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Rehabilitasi dan pemeliharaan: Melakukan perbaikan secara berkala pada bangunan makam dan lingkungan sekitarnya.
  • Peningkatan kesadaran masyarakat: Melalui sosialisasi dan edukasi, masyarakat diharapkan lebih memahami pentingnya melestarikan warisan budaya.
  • Penguatan regulasi: Memperkuat peraturan daerah terkait perlindungan cagar budaya dan memastikan penegakan hukum yang efektif.
  • Pengembangan wisata sejarah: Memanfaatkan potensi wisata sejarah makam La Maddukkelleng untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
  • Keterlibatan masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan dan pengembangan makam.

Makam La Maddukkelleng memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik. Dengan menggabungkan unsur sejarah, budaya, dan religi, makam ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Beberapa potensi pengembangan wisata yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pembuatan pusat informasi: Menyediakan informasi lengkap tentang sejarah La Maddukkelleng dan perjuangannya.
  • Pengembangan rute wisata: Membuat paket wisata yang menggabungkan kunjungan ke makam La Maddukkelleng dengan destinasi wisata lainnya di Kabupaten Wajo.
  • Penyelenggaraan event budaya: Mengadakan event budaya secara berkala untuk mempromosikan makam dan menarik wisatawan.

Pelestarian dan pengembangan makam La Maddukkelleng merupakan tanggung jawab bersama. Dengan upaya yang serius dan melibatkan berbagai pihak, makam ini dapat menjadi warisan budaya yang abadi dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Analisis Figur La Maddukkelleng Berdasarkan Fakta yang Disajikan

 La Maddukkelleng: Lebih dari Sekadar Pejuang

Dari beberapa fakta yang dipaparkan, sosok La Maddukkelleng tidak hanya sekadar seorang pejuang yang gigih, tetapi juga seorang figur kompleks dengan beragam dimensi. Analisis terhadap fakta-fakta tersebut dapat mengungkap beberapa hal menarik mengenai dirinya dan implikasinya bagi sejarah Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan.

1. Perantau Ulung sebagai Modal Perjuangan

Pengalaman La Maddukkelleng sebagai perantau memberikannya wawasan yang luas tentang berbagai budaya dan strategi. Pengalaman ini memungkinkannya:

  • Membangun Jaringan Luas: Koneksi yang dibangun selama perantauan memungkinkan La Maddukkelleng mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dalam perjuangannya.
  • Mempelajari Taktik Perang: Melalui interaksi dengan berbagai kelompok, La Maddukkelleng dapat mempelajari taktik perang yang beragam dan efektif.
  • Meningkatkan Kemampuan Diplomasi: Pengalaman berinteraksi dengan berbagai budaya melatih kemampuan diplomasi La Maddukkelleng, yang sangat penting dalam menjalin aliansi dan meraih dukungan.

2. Filosofi "Tiga Cappa" sebagai Panduan Hidup

Filosofi "Tiga Cappa" mencerminkan kepribadian La Maddukkelleng yang multidimensi. Filosofi ini tidak hanya menjadi pedoman dalam berperang, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

  • Seorang Diplomat Ulung: "Cappa lilana" menunjukkan kemampuannya dalam berdiplomasi dan meyakinkan orang lain.
  • Pejuang yang Tangguh: "Cappa kawalinna" merepresentasikan keberanian dan ketangguhannya dalam menghadapi musuh.
  • Pemimpin yang Bijaksana: "Ujung katauan" menyiratkan kemampuannya dalam mengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.

3. Simbol Perjuangan Rakyat Wajo

Perjuangan La Maddukkelleng untuk membebaskan Kerajaan Wajo menjadikannya simbol perlawanan terhadap penjajahan. Kemenangannya menginspirasi rakyat Wajo dan menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

4. Warisan Budaya yang Berharga

Makam La Maddukkelleng tidak hanya menjadi situs sejarah, tetapi juga menjadi warisan budaya yang berharga. Keberadaannya:

  • Menjaga Ingatan Kolektif: Makam ini berfungsi sebagai pengingat akan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
  • Mendidik Generasi Muda: Makam ini dapat dijadikan sebagai sarana edukasi sejarah dan nilai-nilai kebangsaan.
  • Mendorong Pariwisata: Potensi wisata sejarah dan budaya dapat dikembangkan di sekitar makam, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Implikasi bagi Sejarah dan Kebudayaan

Sosok La Maddukkelleng memberikan kontribusi yang signifikan bagi sejarah dan kebudayaan Indonesia. Ia tidak hanya seorang pejuang, tetapi juga seorang negarawan, diplomat, dan filsuf. Nilai-nilai yang terkandung dalam dirinya, seperti keberanian, kecerdasan, dan patriotisme, masih relevan hingga saat ini dan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda.