Kamis, 27 Maret 2025

Pengolahan Data Cagar Budaya untuk Pelestarian Nilai Sejarah: Kajian Makam La Tenri Lai To Senggeng Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan

Makam La Tenri Lai To Senggeng merupakan salah satu situs cagar budaya penting di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang merepresentasikan warisan Kerajaan Wajo abad ke-17. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai historis, arsitektural, dan upaya pelestarian makam melalui pengolahan data arkeologi, filologi, dan antropologi. Hasil kajian menunjukkan bahwa situs ini memiliki signifikansi sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme serta kekayaan budaya Bugis. Tantangan utama pelestarian meliputi keterbatasan sumber daya manusia dan belum adanya regulasi zonasi kawasan. Rekomendasi mencakup penguatan peran pemerintah daerah dan integrasi masyarakat dalam strategi konservasi.

Kabupaten Wajo menyimpan kekayaan arkeologis sebagai bukti kejayaan Kerajaan Wajo, salah satunya Kompleks Makam La Tenri Lai To Senggeng di Desa Tosora. La Tenri Lai To Senggeng adalah Arung Matowa Wajo ke-XXIII (1658–1670) yang memimpin perlawanan terhadap VOC dan sekutu lokalnya[1][2]. Situs ini menjadi saksi sejarah pertahanan kedaulatan Wajo, sekaligus merefleksikan transformasi budaya pra-Islam ke Islam. Penelitian ini mengkaji proses dokumentasi, analisis data, dan strategi pelestarian untuk memastikan keberlanjutan nilai sejarahnya.

1. Nilai Historis dan Arsitektural

·        Konteks Sejarah: La Tenri Lai To Senggeng memindahkan ibu kota Wajo ke Tosora dan memimpin Perang Tosora (1670) melawan VOC-Bone-Soppeng. Kekalahan dalam perang ini mengakhiri kemerdekaan Wajo[2][6].

·        Struktur Makam:

o   Terdapat 44 makam dalam kompleks seluas 30,7 mdpl, dengan nisan berbentuk pedang, meriam, dan menhir setinggi 43–164 cm[4].

o   Makam La Tenri Lai ditandai nisan meriam dan jirat batu persegi, menggunakan material batu sedimen[4].

o   Pola pemukiman sekitar mengikuti struktur kota Islam abad ke-17: masjid, istana, dan alun-alun[1][7].

2. Transformasi Budaya

·        Pra-Islam ke Islam: Nisan menhir pra-Islam berorientasi timur-barat ditemukan berdampingan dengan makam Islam, menunjukkan akulturasi budaya[5].

·        Simbol Perlawanan: Makam ini menjadi ikon resistensi terhadap kolonialisme, diusulkan sebagai calon pahlawan nasional[2].

3. Tantangan Pelestarian

·        Regulasi: Belum ada Perda tentang Cagar Budaya dan zonasi kawasan[1].

·        Ancaman: Alih fungsi lahan untuk permukiman dan pertanian[1].

·        Dokumentasi: Data arkeologis terbatas, terutama temuan keramik dan gerabah abad ke-17[1][7].

4. Rekomendasi Pelestarian

·        Institusional:

o   Penyusunan Rencana Induk Pelestarian berbasis partisipasi masyarakat[3].

o   Pelatihan SDM untuk pemeliharaan situs[1].

·        Edukasi: Integrasi sejarah lokal dalam kurikulum sekolah.

·        Wisata Budaya: Pengembangan paket wisata religi dengan jalur terpadu (makam, masjid tua, benteng)[7][6].

Kesimpulan

Makam La Tenri Lai To Senggeng merepresentasikan warisan multikultural dan ketahanan politik Kerajaan Wajo. Pelestariannya memerlukan sinergi antara dokumentasi ilmiah, penguatan regulasi, dan pemberdayaan masyarakat. Situs ini berpotensi menjadi destinasi edukasi sejarah dan penguatan identitas budaya Bugis.

Daftar Pustaka

1.      Balai Arkeologi Makassar (2012). Situs Tosora sebagai Kawasan Cagar Budaya.

2.     Wikipedia (2022). Kompleks Makam La Tenrilai Tosengngeng.

3.      Media Bahana (2021). Proposal La Tenri Lai sebagai Pahlawan Nasional.

4.     Hadrawi, M. (2023). Jejak Syekh Jamaluddin Al-Akbar di Tosora.

5.      Amhardianti (2022). Eksistensi Masjid Tua Tosora sebagai Cagar Budaya.

6.     Blog Sejarah Mesjid Tua Tosora (2016). Tosora dan Sejarah di Baliknya.

7.      Hipermawakoppnup (2020). Kunjungan Situs Budaya Wajo.

Daftar Refernsi Internet

1.      https://repositori.kemdikbud.go.id/8215/1/SITUS TOSORA SEBAGAI KAWASAN CAGAR BUDAYA DIKABUPATEN WAJO.pdf      

2.     https://mediabahana.com/2021/11/10/momentum-hari-pahlawan-pemerhati-budaya-wajo-dorong-pemerintah-usulkan-arung-matoa-wajo-ke-23-jadi-pahlawan-nasional/  

3.      http://repositori.uin-alauddin.ac.id/25179/1/AMHARDIANTI_80100219054.pdf  

4.     https://id.wikipedia.org/wiki/Kompleks_makam_La_Tenrilai_Tosengngeng  

5.      https://ejournal.brin.go.id/berkalaarkeologi/article/download/334/3110/12706 

6.     https://www.hipermawakoppnup.org/2020/02/kunjungan-situs-budaya.html 

7.      http://sejarahmesjidtuatosora.blogspot.com/2016/08/tosora-dan-sejarah-dibaliknya.html