Masjid Tua Tosora, yang terletak di Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, adalah salah satu situs cagar budaya yang memiliki nilai sejarah dan religius yang tinggi. Dibangun pada tahun 1621 oleh Arung Matowa Wajo XV La Pakallongi To Allinrungi, masjid ini merupakan masjid raya pertama di wilayah Kerajaan Wajo dan menjadi pusat penyebaran Islam di daerah tersebut[1][4]. Untuk menjaga kelestariannya, berbagai upaya sosialisasi dan pelestarian telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
Masjid Tosora tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol keislaman dan kebudayaan di Kabupaten Wajo. Di dalam kompleks masjid ini terdapat makam Syekh Al-Habib Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini, seorang ulama keturunan Rasulullah ke-20 yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara[1][2]. Kehadiran situs-situs bersejarah lainnya seperti makam para raja dan struktur bangunan kuno menambah nilai historis dari Masjid Tosora[3].
Upaya Pelestarian
Pembangunan Pelindung
Salah satu langkah konkret dalam pelestarian Masjid Tosora adalah pembangunan atap pelindung yang diresmikan pada tahun 2022. Inisiatif ini diprakarsai oleh Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno, sebagai upaya untuk melindungi struktur cagar budaya dari kerusakan akibat cuaca dan faktor lainnya[5]. Selain itu, berbagai bantuan seperti ubin dan material bangunan lainnya telah disumbangkan oleh tokoh-tokoh masyarakat untuk mendukung pelestarian masjid ini[1].
Kegiatan Sosialisasi
Pemerintah Kabupaten Wajo secara aktif mengadakan berbagai kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian cagar budaya. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain:
Wisata Religi: Mengajak tokoh agama dan masyarakat lintas agama untuk mengunjungi Masjid Tosora dan mengenal sejarah serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan dan tanggung jawab bersama dalam menjaga warisan budaya[1].
Pekan Budaya Wanua Tosora: Pemerintah Desa Tosora menetapkan Peraturan Desa Nomor 7 tentang Pekan Budaya Wanua Tosora yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22-27 September. Acara ini bertujuan untuk memperingati dan mempromosikan kekayaan budaya Tosora, termasuk Masjid Tua Tosora[2].
Tantangan dan Solusi
Tantangan
Pelestarian cagar budaya seperti Masjid Tosora tidak lepas dari berbagai tantangan, antara lain:
Kerusakan Fisik: Struktur bangunan yang sudah tua rentan terhadap kerusakan, baik akibat faktor alam maupun aktivitas manusia.
Kurangnya Kesadaran: Tidak semua masyarakat menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan cagar budaya, sehingga diperlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif.
Solusi
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
Edukasi dan Kampanye: Mengadakan program edukasi dan kampanye tentang pentingnya pelestarian cagar budaya melalui media sosial, seminar, dan lokakarya.
Kolaborasi: Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, komunitas lokal, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya secara berkelanjutan.
Sosialisasi pelestarian cagar budaya Masjid Tosora di Kabupaten Wajo merupakan langkah penting dalam menjaga warisan sejarah dan kebudayaan Islam di Indonesia. Melalui berbagai upaya pelestarian dan kegiatan sosialisasi, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan situs-situs bersejarah ini. Dengan demikian, generasi mendatang dapat terus menikmati dan belajar dari kekayaan budaya yang dimiliki oleh Masjid Tosora.
Rujukan:
[1] https://www.liputan6.com/islami/read/5197893/kisah-masjid-tua-tosora-wajo-yang-didirikan-cucu-rasulullah-saw-di-sulsel
[2] https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/masjid_tua_tosora__makam_assheyck_jamaluddin_akbar_husein__keturunan_rasullullah_ke20
[3] https://katasulsel.com/2024/03/06/jejak-sejarah-masjid-tua-tosora-simbol-keislaman-dan-kebudayaan-di-wajo-sulawesi-selatan/
[4] https://makassar.tribunnews.com/2024/03/20/tentang-masjid-tua-tosora-dan-sejarah-masuknya-islam-di-kabupaten-wajo
[5] https://lintascelebes.com/2022/01/08/peresmian-bangunan-pelindung-masjid-tua-tosora-bupati-wajo-ini-upaya-lindungi-cagar-budaya/
[6] https://makassar.tribunnews.com/2021/10/18/arkeolog-kritisi-langkah-pemkab-wajo-pasangi-cungkup-di-masjid-tua-tosora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar