Analisis Historis
dan Dokumentasi Fisik Makam La Tenrilai Tosengngeng:
Langkah Awal Pelestarian Cagar Budaya
Abstrak:
Penelitian ini berfokus pada analisis historis dan
dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng, yang terletak di Sulawesi
Selatan, sebagai langkah awal dalam proses pelestarian situs ini sebagai cagar
budaya. Makam ini memiliki peranan penting dalam konteks sejarah dan budaya
Sulawesi Selatan, mengingat perannya dalam memahami dinamika sosial, keagamaan,
dan politik di wilayah tersebut. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini
bertujuan untuk mendokumentasikan secara fisik dan menganalisis secara historis
nilai sejarah, arsitektural, dan budaya yang terkandung dalam makam tersebut,
serta memahami peranannya dalam konteks sosial dan religius masyarakat Sulawesi
Selatan.
Dokumentasi fisik makam mengungkapkan arsitektur yang unik
dengan penggunaan batu nisan yang diukir secara detail dan elemen dekoratif
yang mencerminkan pengaruh estetika Islam. Analisis historis menunjukkan bahwa
La Tenrilai Tosengngeng adalah tokoh penting dalam sejarah lokal, yang
kontribusinya masih dihormati hingga hari ini. Makam ini sering dikunjungi
untuk ziarah, menunjukkan pentingnya makam ini dalam praktik spiritual
masyarakat.
Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya makam La
Tenrilai Tosengngeng sebagai situs warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan dukungan
terhadap pelestarian situs-situs bersejarah di Indonesia. Diharapkan,
penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan
pelestarian warisan budaya di Sulawesi Selatan.
Kata Kunci: Pelestarian Budaya, Dokumentasi Fisik, Analisis
Historis, Cagar Budaya, Makam Bugis.
Latar Belakang
Makam La Tenrilai Tosengngeng memiliki peranan penting dalam
konteks sejarah dan budaya Sulawesi Selatan, khususnya dalam memahami dinamika
sosial, keagamaan, dan politik di wilayah ini. Makam ini tidak hanya sebagai
tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai simbol penghormatan terhadap
tokoh-tokoh penting yang telah memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat
setempat.
Makam La Tenrilai Tosengngeng terletak di Sulawesi Selatan,
sebuah wilayah yang kaya akan sejarah dan tradisi. Sulawesi Selatan sendiri
memiliki sejarah yang panjang mengenai pembentukan dan perkembangan
kerajaan-kerajaan lokal yang memiliki peranan penting dalam sejarah nusantara.
Dalam konteks ini, makam-makam seperti La Tenrilai Tosengngeng seringkali
dihubungkan dengan masa pemerintahan kerajaan lokal, yang dalam banyak kasus,
adalah simbol dari kekuasaan dan pengaruh politik serta spiritual (Muhaeminah 2008).
Dari segi budaya dan religi, makam ini juga berperan sebagai
tempat ziarah yang menunjukkan praktik spiritual masyarakat setempat. Ziarah ke
makam-makam seperti La Tenrilai Tosengngeng merupakan bagian dari tradisi sufi
yang telah lama ada di Sulawesi Selatan, dimana makam dianggap sebagai tempat
untuk meminta syafaat dan juga sebagai sarana meditasi spiritual (Renold and Badollahi 2019).
Arsitektur makam La Tenrilai Tosengngeng juga mencerminkan
pengaruh estetika dan kebudayaan Islam yang telah berkembang di Sulawesi
Selatan. Makam ini biasanya memiliki ciri khas arsitektur Islam lokal yang
mungkin termasuk penggunaan batu nisan yang diukir, kaligrafi Arab, dan
elemen-elemen dekoratif lain yang menunjukkan kekayaan budaya dan artistik
masyarakat setempat. Arsitektur makam tidak hanya berfungsi sebagai penanda
tempat peristirahatan tetapi juga sebagai ekspresi seni dan penghormatan terhadap
yang telah meninggal (Zubair 2011).
Makam La Tenrilai Tosengngeng adalah sebuah situs yang
penting untuk memahami latar belakang historis, budaya, dan religi di Sulawesi
Selatan. Makam ini tidak hanya sebagai tempat peringatan tetapi juga sebagai
simbol dari identitas budaya dan keagamaan yang mendalam yang terus
mempengaruhi dan membentuk dinamika sosial masyarakat di Sulawesi Selatan
hingga saat ini.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan secara
fisik dan menganalisis secara historis makam La Tenrilai Tosengngeng, yang
merupakan langkah awal dalam proses pelestarian situs ini sebagai cagar budaya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai nilai sejarah,
arsitektural, dan budaya yang terkandung dalam makam tersebut, serta memahami
peranannya dalam konteks sosial dan religius masyarakat Sulawesi Selatan.
Dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng melibatkan
pengumpulan data terperinci mengenai kondisi saat ini dari struktur makam,
termasuk dimensi, bahan yang digunakan, dan teknik konstruksi. Proses ini juga
mencakup pemotretan dan pembuatan sketsa detil yang akan membantu dalam
pelestarian fisik situs. Dokumentasi ini penting untuk memastikan bahwa semua
aspek fisik makam dapat direkam dengan akurat, yang nantinya akan berguna dalam
upaya restorasi dan konservasi.
Analisis historis bertujuan untuk menelusuri asal-usul
makam, mengidentifikasi individu yang dimakamkan, dan memahami konteks sejarah
yang lebih luas dari pembangunan makam tersebut. Penelitian ini akan melibatkan
studi literatur, wawancara dengan ahli sejarah lokal, serta pengumpulan cerita
dan tradisi lisan dari masyarakat setempat. Tujuan dari analisis ini adalah
untuk membangun narasi yang koheren mengenai pentingnya makam dalam sejarah dan
budaya Sulawesi Selatan.
Setelah dokumentasi dan analisis selesai, tujuan selanjutnya
adalah untuk mengusulkan makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai cagar budaya.
Hal ini melibatkan penyusunan rekomendasi pelestarian yang berbasis pada hasil
penelitian, termasuk strategi untuk melindungi situs dari kerusakan dan
mempromosikan situs tersebut sebagai bagian dari warisan budaya. Pelestarian
ini diharapkan tidak hanya melindungi makam dari kerusakan fisik tetapi juga
mempertahankan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai historis
dan kultural makam tersebut.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang makam La Tenrilai Tosengngeng, yang akan mendukung
upaya pelestarian situs sebagai bagian penting dari warisan budaya Sulawesi
Selatan. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan
dukungan terhadap pelestarian situs-situs bersejarah di Indonesia.
Metodologi
Dalam penelitian ini, kami menggunakan pendekatan kualitatif
dengan fokus pada dokumentasi fisik dan analisis dokumen historis untuk
memahami secara mendalam makam La Tenrilai Tosengngeng. Pendekatan ini
memungkinkan kami untuk mengeksplorasi dan memahami konteks, nilai, dan makna
yang terkait dengan makam tersebut dalam konteks sosial dan historis masyarakat
Sulawesi Selatan.
Pendekatan kualitatif dipilih karena kemampuannya untuk
mendalam dan mendeskripsikan fenomena sosial dari perspektif subjek yang
terlibat. Ini memungkinkan peneliti untuk memahami fenomena berdasarkan
konteksnya dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna dan nilai
yang terkandung dalam makam La Tenrilai Tosengngeng.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik
dokumentasi, menggunakan kamera DSLR untuk mengambil gambar makam dari berbagai
sudut. Ini membantu dalam mendokumentasikan kondisi fisik saat ini dari makam,
termasuk detail arsitektural dan ornamen. Melakukan pengukuran fisik makam,
termasuk dimensi dan layout, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang struktur dan desain makam. Mencatat informasi penting yang diperoleh
selama observasi lapangan, termasuk catatan tentang lokasi, kondisi sekitar makam,
dan aktivitas ziarah yang terjadi. Mengakses arsip lokal dan nasional untuk
mendapatkan dokumen-dokumen historis yang berkaitan dengan makam La Tenrilai
Tosengngeng. Ini termasuk catatan sejarah, laporan penelitian sebelumnya, dan
dokumen resmi. Melakukan wawancara dengan ahli sejarah lokal, penjaga makam,
dan masyarakat setempat untuk mendapatkan insight dan cerita lisan yang
berkaitan dengan sejarah dan nilai makam. Menggunakan literatur yang relevan,
termasuk buku, jurnal, dan artikel online, untuk mendukung analisis dan
interpretasi data.
Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik analisis
kualitatif deskriptif. Ini melibatkan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tema-tema
utama, pola, dan hubungan dalam data, yang kemudian digunakan untuk membangun
pemahaman yang komprehensif tentang makam La Tenrilai Tosengngeng dalam konteks
historis dan budaya Sulawesi Selatan.
Metodologi penelitian ini dirancang untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang makam La Tenrilai Tosengngeng, dengan
memanfaatkan pendekatan kualitatif yang memungkinkan penelitian untuk
mengeksplorasi dan mendokumentasikan secara detail aspek fisik, historis, dan
budaya makam tersebut. Melalui penggunaan teknik dokumentasi yang komprehensif
dan pengumpulan data historis yang teliti, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan pelestarian warisan
budaya di Sulawesi Selatan.
Hasil
Dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng
mengungkapkan bahwa makam ini memiliki arsitektur yang unik, dengan penggunaan
batu nisan yang diukir secara detail dan elemen dekoratif yang mencerminkan
pengaruh estetika Islam. Dimensi makam, yang tercatat selama proses
dokumentasi, menunjukkan bahwa makam ini dibangun dengan memperhatikan aspek
simetri dan proporsi, yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional
di Sulawesi Selatan.
Hasil fotografi yang diambil dari berbagai sudut menunjukkan
kondisi makam yang relatif terawat, meskipun ada beberapa tanda-tanda kerusakan
yang disebabkan oleh faktor alam dan usia. Pengukuran dan pencatatan detail
arsitektural makam memberikan dasar yang kuat untuk upaya pelestarian dan
restorasi di masa depan.
(under construction)
Dalam jurnal ilmiah, beberapa membahas mengenai keberadaannya
walaupun tentang siapa La Tenrilai Tosengngeng ditemukan setidaknya ada 4
jurnal ilmiah yakni:
- Tosora Pada Masa Kerajaan Wajo Abad XVII
- Peranan Tosora Sebagai Pusat Pemerintahan Kerajaan Wajo
Abad XVI-XIX
- Usaha La Sangkuru Patau Dalam Mengembangkan Agama Islam
Di Kerajaan Wajo
- Usaha La Sangkuru Patau Dalam Mengembangkan Agama Islam
Di Kerajaan Wajo
Analisis historis mengungkapkan bahwa La Tenrilai
Tosengngeng adalah tokoh penting dalam sejarah lokal, yang kontribusinya
terhadap masyarakat dan budaya setempat masih dihormati hingga hari ini.
Wawancara dengan ahli sejarah lokal dan masyarakat setempat mengungkapkan bahwa
makam ini sering dikunjungi untuk ziarah, yang menunjukkan pentingnya makam ini
dalam praktik spiritual masyarakat.
Dokumen-dokumen historis dan cerita lisan yang dikumpulkan
selama penelitian menunjukkan bahwa makam La Tenrilai Tosengngeng tidak hanya
sebagai tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai simbol kekuatan
spiritual dan pengaruh sosial yang dimiliki oleh La Tenrilai Tosengngeng selama
hidupnya.
Dari data yang diperoleh, dapat diinterpretasikan bahwa
makam La Tenrilai Tosengngeng memiliki nilai historis dan budaya yang
signifikan bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Arsitektur makam, yang
menggabungkan elemen tradisional dan Islam, mencerminkan integrasi budaya yang
telah terjadi di wilayah ini selama berabad-abad. Kondisi fisik makam yang
relatif terawat menunjukkan penghormatan dan perawatan yang terus menerus dari
masyarakat setempat.
Analisis historis menunjukkan bahwa La Tenrilai Tosengngeng
dihormati tidak hanya karena perannya dalam sejarah lokal tetapi juga karena
kontribusinya terhadap nilai-nilai spiritual dan budaya. Praktik ziarah yang
masih berlangsung menunjukkan bahwa makam ini tidak hanya penting secara
historis tetapi juga memiliki relevansi spiritual yang berkelanjutan.
Penelitian ini menegaskan pentingnya makam La Tenrilai
Tosengngeng sebagai situs warisan budaya yang perlu dilestarikan. Temuan dari
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk upaya pelestarian lebih
lanjut, yang tidak hanya akan melindungi situs ini dari kerusakan tetapi juga
memastikan bahwa nilai historis dan budaya makam ini dapat terus dikenang dan
dihormati oleh generasi mendatang.
Diskusi
Penelitian ini menemukan bahwa makam La Tenrilai Tosengngeng
memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Sulawesi
Selatan. Dokumentasi fisik dan analisis historis yang dilakukan memberikan
dasar yang kuat untuk argumentasi pelestarian makam sebagai cagar budaya.
Temuan ini mendukung usaha pelestarian dengan menyediakan data dan analisis
yang dapat digunakan sebagai referensi dalam proses pelestarian dan pengajuan
makam sebagai situs cagar budaya.
Upaya pelestarian dapat melibatkan berbagai aspek, dari
penyelamatan dan pengamanan hingga pemanfaatan untuk pendidikan dan
kepariwisataan (Samosir, Sihite, and Sitepu 2022). Kasus ini relevan karena
menunjukkan bagaimana pelestarian situs bersejarah dapat memberikan manfaat
yang luas, tidak hanya dalam menjaga warisan budaya tetapi juga dalam
meningkatkan kesadaran dan apresiasi publik terhadap sejarah lokal.
Diskusi ini juga menyoroti pentingnya pelestarian cagar
budaya dalam menghadapi ancaman modernisasi, seperti yang dijelaskan dalam
sumber (Ulva, Halifah Mustami, and Aksa 2022). Revitalisasi kawasan
bersejarah sebagai objek wisata menunjukkan bagaimana pelestarian dapat
diintegrasikan dengan pengembangan ekonomi lokal, memberikan contoh bagaimana
pelestarian dapat memberikan manfaat ekonomi sambil menjaga integritas situs
bersejarah.
Studi tentang kondisi pelestarian bangunan cagar budaya yang
menjadi atraksi wisata di Kotagede (Nursyamsu and Marcillia 2022), memberikan wawasan tentang
bagaimana pariwisata dapat berdampak positif terhadap pelestarian cagar budaya.
Ini menunjukkan bahwa dengan manajemen yang tepat, pelestarian dan pemanfaatan
situs bersejarah untuk pariwisata dapat saling menguntungkan.
Diskusi penelitian ini menegaskan bahwa temuan dari
penelitian tentang makam La Tenrilai Tosengngeng dapat mendukung usaha
pelestarian makam sebagai cagar budaya dengan menyediakan data dan analisis
yang komprehensif. Melalui perbandingan dengan kasus serupa, diskusi ini
menunjukkan relevansi dan pentingnya pelestarian dalam menjaga warisan budaya
dan sejarah. Ini juga menyoroti bagaimana pelestarian dapat diintegrasikan
dengan pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata, memberikan manfaat yang
luas bagi masyarakat dan menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang.
Kesimpulan
Penelitian tentang makam La Tenrilai Tosengngeng di Sulawesi
Selatan telah menghasilkan temuan yang berharga dan memberikan wawasan mendalam
tentang nilai historis, arsitektural, dan budaya dari situs ini. Melalui
pendekatan yang menggabungkan dokumentasi fisik dan analisis historis,
penelitian ini berhasil mengungkapkan pentingnya makam ini tidak hanya sebagai
tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai simbol kebudayaan dan
spiritualitas yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa makam La
Tenrilai Tosengngeng memiliki arsitektur yang unik dan detail yang mencerminkan
pengaruh budaya dan agama yang kaya. Makam ini juga merupakan pusat ziarah yang
menunjukkan praktik spiritual yang kuat dalam masyarakat. Analisis historis
mengungkapkan bahwa La Tenrilai Tosengngeng adalah tokoh penting yang
kontribusinya terhadap masyarakat dan budaya setempat masih dihormati hingga
hari ini.
Implikasi dari temuan ini terhadap pelestarian dan pengakuan
cagar budaya sangat signifikan. Penelitian ini menegaskan pentingnya makam La
Tenrilai Tosengngeng sebagai bagian dari warisan budaya Sulawesi Selatan yang
perlu dilestarikan. Pelestarian makam ini tidak hanya akan melindungi struktur
fisik dan nilai estetikanya tetapi juga mempertahankan makna historis dan
budaya yang terkandung di dalamnya untuk generasi mendatang.
Berdasarkan temuan penelitian, beberapa rekomendasi untuk
tindakan pelestarian lebih lanjut atau studi mendatang yakni mengusulkan makam
La Tenrilai Tosengngeng sebagai situs cagar budaya kepada pemerintah setempat
dan nasional untuk mendapatkan perlindungan hukum dan dukungan dalam upaya
pelestarian. Selain itu, perlu mengembangkan program pelestarian yang
melibatkan pemerintah, masyarakat setempat, dan ahli warisan budaya. Program
ini dapat mencakup restorasi fisik, pengembangan pendidikan dan pariwisata budaya,
serta penelitian lebih lanjut tentang sejarah dan budaya setempat. Rekomendasi
lainnya, melaksanakan program pendidikan dan kesadaran publik tentang
pentingnya pelestarian warisan budaya. Ini dapat mencakup seminar, pameran, dan
materi edukasi yang menyoroti sejarah dan nilai makam La Tenrilai Tosengngeng,
termasuk mendorong studi mendatang yang lebih mendalam tentang aspek-aspek lain
dari makam La Tenrilai Tosengngeng, termasuk studi tentang praktik ziarah,
pengaruhnya terhadap identitas budaya lokal, dan potensi pelestarian melalui
pariwisata budaya.
Penelitian ini menegaskan pentingnya makam La Tenrilai
Tosengngeng sebagai warisan budaya yang berharga di Sulawesi Selatan. Temuan
dari penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk upaya pelestarian dan
pengakuan lebih lanjut dari makam sebagai cagar budaya. Melalui pelestarian
yang efektif, nilai historis, budaya, dan spiritual dari makam ini dapat
dipertahankan untuk dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih yang tulus kepada para ahli sejarah
lokal dan penjaga makam yang telah memberikan wawasan berharga mengenai sejarah
dan nilai budaya makam La Tenrilai Tosengngeng. Wawancara dengan mereka telah
memberikan dimensi yang lebih dalam dan kontekstual terhadap data historis yang
dikumpulkan.
Individu dan lembaga telah memberikan dukungan yang esensial
untuk penelitian ini. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo serta
Pemerintah Daerah Kecamatan Majauleng, telah memberikan akses ke sumber daya
penelitian dan peralatan yang diperlukan untuk dokumentasi fisik makam. Ahli
sejarah kabupaten Wajo yang juga berperan dalam menyediakan dukungan teknis dan
akademis yang membantu dalam analisis data dan interpretasi hasil penelitian.
Catatan Disklaimer
Tulisan ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang dapat diakses melalui internet maupun sumber lainnya (youtube.com, jurnal ilmiah, web site dan lainnya). Setiap sumber yang digunakan akan dicantumkan dengan jelas.
Jika Anda menemukan kesalahan atau memiliki masukan lainnya, silakan berikan komentar agar kami dapat segera melakukan perbaikan yang diperlukan.
Daftar Pustaka
Muhaeminah.
2008. “Sejarah Dan Arkeologi Tanete Barru Provinsi Sulawesi Selatan.” Walennae
X(14):71–87. doi: https://doi.org/10.24832/wln.v10i2.193.
Nursyamsu,
Lathifa, and Syam Rachma Marcillia. 2022. “Persepsi Terhadap Kondisi
Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Yang Menjadi Atraksi Wisata Di Kotagede.” Atrium:
Jurnal Arsitektur 8(1):27–42. doi: 10.21460/atrium.v8i1.171.
Renold,
and Muh. Zainuddin Badollahi. 2019. “Ziarah Makam Syekh Yusuf Al-Makassari Di
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.” Pangadereng 5(1):64–74. doi:
10.36869/.v5i1.20.
Samosir,
Lustani, Pormando Sihite, and Yulia K. S. Sitepu. 2022. “Upaya Pelestarian
Cagar Budaya Istana Sisingamangaraja Bakkara Sebagai Situs Wisata Bersejarah Di
Kabupaten Humbang Hasundutan.” Jurnal Christian Humaniora 6(2):27–39.
doi: 10.46965/jch.v6i2.1950.
Ulva,
Nurfajriani, Muhammad Halifah Mustami, and Nursyam Aksa. 2022. “Revitalisasi
Kawasan Bersejarah Sebagai Objek Wisata.” Journal of Social Knowledge
Education (JSKE) 3(1):1–5. doi: 10.37251/jske.v3i1.399.
Zubair,
Muhammad. 2011. “Makna Dan Fungsi Pada Makam Lajangiru Di Botoala Makasar.” Al-Qalam"
17(1):59–70. doi: http://dx.doi.org/10.31969/alq.v17i1.98.
Lampiran
Dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng