Rabu, 05 Juni 2024

Kompleks Makam Pahlawan Nasional Lamaddukkelleng, Cagar Budaya Kabupaten Wajo

Kompleks makam Pahlawan Nasional Lamaddukkelleng terletak di Kota Sengkang, ibukota Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Lokasinya yang strategis, sekitar 200 meter arah selatan Lapangan Merdeka, menjadikannya salah satu situs bersejarah yang penting di daerah ini. Kompleks makam ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir Lamaddukkelleng, tetapi juga beberapa tokoh penting lainnya, termasuk Sultan Adji Muhammad Idris, Raja Kutai Kertanegara Ing Martadipura ke-14.

Sejarah dan Latar Belakang

Lamaddukkelleng, yang lahir sekitar tahun 1700 dan wafat pada tahun 1765, adalah seorang pahlawan nasional yang dikenal karena perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Ia adalah putra dari La Mataesso Arung Peneki dan We Tenri Ampa. Lamaddukkelleng dikenal sebagai seorang petualang dan pemimpin yang tangguh, yang menjelajahi berbagai wilayah di Nusantara, termasuk Pasir dan Kutai di Kalimantan Timur, serta Johor di Malaysia[4][5].

Sultan Adji Muhammad Idris, yang juga dimakamkan di kompleks ini, adalah menantu Lamaddukkelleng. Ia memerintah sebagai Sultan Kutai dari tahun 1732 hingga 1739 dan dikenal karena perjuangannya melawan kolonialisme Belanda. Sultan Adji Muhammad Idris meninggalkan tahtanya di Kutai untuk membantu mertuanya dalam perlawanan melawan Belanda di Wajo[1][2].

Struktur dan Arsitektur Makam

Kompleks makam ini terdiri dari lima makam dengan bentuk nisan yang berbeda-beda. Makam Lamaddukkelleng hanya berupa bongkahan batu yang diletakkan di atas makam, mencerminkan kesederhanaan dan keagungan seorang pahlawan. Makam Sultan Adji Muhammad Idris memiliki dinding batu yang ditinggikan dan nisannya berbentuk kelopak daun berukir, menunjukkan statusnya yang tinggi sebagai seorang raja[1][2].

Makam La Tombong To Massekutta, salah satu putra Lamaddukkelleng, memiliki nisan yang dibentuk menyerupai hulu keris (badik) berukir. Dua makam lainnya memiliki nisan berbentuk perisai dan segi empat, yang juga terbuat dari batu alam. Keseluruhan kompleks makam ini telah dilapisi marmer, menambah keindahan dan keanggunan situs bersejarah ini[1][2].

Pemugaran dan Perawatan

Kompleks makam ini telah mengalami pemugaran dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur. Pemugaran ini melibatkan penggunaan konstruksi atap tradisional Bugis, yang menambah nilai estetika dan budaya dari kompleks makam ini. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan bantuan sebesar Rp 400 juta untuk pemugaran ini, menunjukkan hubungan erat antara masyarakat Wajo dan Kutai Kartanegara yang telah terjalin sejak lama[1][2].

Signifikansi Budaya dan Sejarah

Kompleks makam Lamaddukkelleng tidak hanya penting sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan perjuangan melawan penjajahan. Lamaddukkelleng dan Sultan Adji Muhammad Idris adalah contoh nyata dari semangat nasionalisme yang tinggi, yang rela berkorban demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Perjuangan mereka melawan Belanda di berbagai wilayah Nusantara menunjukkan keberanian dan kecerdasan dalam strategi perang dan diplomasi[4][5].

Lokasi dan Aksesibilitas

Kompleks makam ini terletak di tepi jalur utama Kota Sengkang, membuatnya mudah diakses oleh pengunjung. Lokasinya yang dekat dengan sejumlah kantor dinas dalam lingkup Pemkab Wajo dan diapit oleh bangunan perkantoran serta perumahan penduduk, menjadikannya selalu ramai dikunjungi. Dari kompleks makam ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah pusat Kota Sengkang, termasuk Masjid Agung Ummul Qura yang menaranya dibangun di areal Lapangan Merdeka[1][2].

Penghargaan dan Pengakuan

Lamaddukkelleng diakui sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden No.109/TK/1998 tanggal 6 November 1998. Pengakuan ini adalah bentuk penghargaan atas jasa-jasanya dalam melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan. Meskipun Sultan Adji Muhammad Idris belum diakui secara resmi sebagai Pahlawan Nasional, perjuangannya yang lintas daerah melawan kolonialis Belanda menunjukkan sikap nasionalisme yang tinggi dan layak untuk dikenang dan dihargai[1][2].


Kompleks makam Pahlawan Nasional Lamaddukkelleng adalah cagar budaya yang penting di Kabupaten Wajo. Situs ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir para pahlawan, tetapi juga simbol perjuangan dan persatuan bangsa. Dengan pemugaran yang telah dilakukan, kompleks makam ini kini menjadi lebih indah dan layak untuk dikunjungi, baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan. Melalui kunjungan ke situs ini, kita dapat mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.


Catatan Disklaimer

Tulisan ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang dapat diakses melalui internet maupun sumber lainnya (youtube.com, jurnal ilmiah, web site dan lainnya). Setiap sumber yang digunakan akan dicantumkan dengan jelas.

Jika Anda menemukan kesalahan atau memiliki masukan lainnya, silakan berikan komentar agar kami dapat segera melakukan perbaikan yang diperlukan.


Sumber:

[1] https://www.kompasiana.com/mahajinoesa/550e6a0d8133118b2cbc63a8/makam-sultan-kutai-ke-14-ada-di-wajo-sulawesi-selatan

[2] https://penarakyat.com/melihat-lebih-dekat-kompleks-makam-lamadukkelleng-di-kota-sengkang/

[3] https://id.scribd.com/doc/94900554/SEJARAH-SINGKAT-LAMADDUKELLENG

[4] https://id.wikipedia.org/wiki/La_Maddukelleng

[5] https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-7053117/mengenal-la-maddukelleng-dan-kisah-perjuangannya-memerdekakan-kerajaan-wajo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar