Rabu, 05 Juni 2024

Analisis Historis dan Dokumentasi Fisik Makam La Tenrilai Tosengngeng: Langkah Awal Pelestarian Cagar Budaya

 Analisis Historis dan Dokumentasi Fisik Makam La Tenrilai Tosengngeng:

Langkah Awal Pelestarian Cagar Budaya


Abstrak:

Penelitian ini berfokus pada analisis historis dan dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng, yang terletak di Sulawesi Selatan, sebagai langkah awal dalam proses pelestarian situs ini sebagai cagar budaya. Makam ini memiliki peranan penting dalam konteks sejarah dan budaya Sulawesi Selatan, mengingat perannya dalam memahami dinamika sosial, keagamaan, dan politik di wilayah tersebut. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan secara fisik dan menganalisis secara historis nilai sejarah, arsitektural, dan budaya yang terkandung dalam makam tersebut, serta memahami peranannya dalam konteks sosial dan religius masyarakat Sulawesi Selatan.

Dokumentasi fisik makam mengungkapkan arsitektur yang unik dengan penggunaan batu nisan yang diukir secara detail dan elemen dekoratif yang mencerminkan pengaruh estetika Islam. Analisis historis menunjukkan bahwa La Tenrilai Tosengngeng adalah tokoh penting dalam sejarah lokal, yang kontribusinya masih dihormati hingga hari ini. Makam ini sering dikunjungi untuk ziarah, menunjukkan pentingnya makam ini dalam praktik spiritual masyarakat.

Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai situs warisan budaya yang perlu dilestarikan. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan dukungan terhadap pelestarian situs-situs bersejarah di Indonesia. Diharapkan, penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan pelestarian warisan budaya di Sulawesi Selatan.

Kata Kunci: Pelestarian Budaya, Dokumentasi Fisik, Analisis Historis, Cagar Budaya, Makam Bugis.

 

Latar Belakang

Makam La Tenrilai Tosengngeng memiliki peranan penting dalam konteks sejarah dan budaya Sulawesi Selatan, khususnya dalam memahami dinamika sosial, keagamaan, dan politik di wilayah ini. Makam ini tidak hanya sebagai tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai simbol penghormatan terhadap tokoh-tokoh penting yang telah memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat setempat.

Makam La Tenrilai Tosengngeng terletak di Sulawesi Selatan, sebuah wilayah yang kaya akan sejarah dan tradisi. Sulawesi Selatan sendiri memiliki sejarah yang panjang mengenai pembentukan dan perkembangan kerajaan-kerajaan lokal yang memiliki peranan penting dalam sejarah nusantara. Dalam konteks ini, makam-makam seperti La Tenrilai Tosengngeng seringkali dihubungkan dengan masa pemerintahan kerajaan lokal, yang dalam banyak kasus, adalah simbol dari kekuasaan dan pengaruh politik serta spiritual (Muhaeminah 2008).

Dari segi budaya dan religi, makam ini juga berperan sebagai tempat ziarah yang menunjukkan praktik spiritual masyarakat setempat. Ziarah ke makam-makam seperti La Tenrilai Tosengngeng merupakan bagian dari tradisi sufi yang telah lama ada di Sulawesi Selatan, dimana makam dianggap sebagai tempat untuk meminta syafaat dan juga sebagai sarana meditasi spiritual (Renold and Badollahi 2019).

Arsitektur makam La Tenrilai Tosengngeng juga mencerminkan pengaruh estetika dan kebudayaan Islam yang telah berkembang di Sulawesi Selatan. Makam ini biasanya memiliki ciri khas arsitektur Islam lokal yang mungkin termasuk penggunaan batu nisan yang diukir, kaligrafi Arab, dan elemen-elemen dekoratif lain yang menunjukkan kekayaan budaya dan artistik masyarakat setempat. Arsitektur makam tidak hanya berfungsi sebagai penanda tempat peristirahatan tetapi juga sebagai ekspresi seni dan penghormatan terhadap yang telah meninggal (Zubair 2011).

Makam La Tenrilai Tosengngeng adalah sebuah situs yang penting untuk memahami latar belakang historis, budaya, dan religi di Sulawesi Selatan. Makam ini tidak hanya sebagai tempat peringatan tetapi juga sebagai simbol dari identitas budaya dan keagamaan yang mendalam yang terus mempengaruhi dan membentuk dinamika sosial masyarakat di Sulawesi Selatan hingga saat ini.

 

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan secara fisik dan menganalisis secara historis makam La Tenrilai Tosengngeng, yang merupakan langkah awal dalam proses pelestarian situs ini sebagai cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai nilai sejarah, arsitektural, dan budaya yang terkandung dalam makam tersebut, serta memahami peranannya dalam konteks sosial dan religius masyarakat Sulawesi Selatan.

Dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng melibatkan pengumpulan data terperinci mengenai kondisi saat ini dari struktur makam, termasuk dimensi, bahan yang digunakan, dan teknik konstruksi. Proses ini juga mencakup pemotretan dan pembuatan sketsa detil yang akan membantu dalam pelestarian fisik situs. Dokumentasi ini penting untuk memastikan bahwa semua aspek fisik makam dapat direkam dengan akurat, yang nantinya akan berguna dalam upaya restorasi dan konservasi.

Analisis historis bertujuan untuk menelusuri asal-usul makam, mengidentifikasi individu yang dimakamkan, dan memahami konteks sejarah yang lebih luas dari pembangunan makam tersebut. Penelitian ini akan melibatkan studi literatur, wawancara dengan ahli sejarah lokal, serta pengumpulan cerita dan tradisi lisan dari masyarakat setempat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membangun narasi yang koheren mengenai pentingnya makam dalam sejarah dan budaya Sulawesi Selatan.

Setelah dokumentasi dan analisis selesai, tujuan selanjutnya adalah untuk mengusulkan makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai cagar budaya. Hal ini melibatkan penyusunan rekomendasi pelestarian yang berbasis pada hasil penelitian, termasuk strategi untuk melindungi situs dari kerusakan dan mempromosikan situs tersebut sebagai bagian dari warisan budaya. Pelestarian ini diharapkan tidak hanya melindungi makam dari kerusakan fisik tetapi juga mempertahankan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai historis dan kultural makam tersebut.

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang makam La Tenrilai Tosengngeng, yang akan mendukung upaya pelestarian situs sebagai bagian penting dari warisan budaya Sulawesi Selatan. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan dukungan terhadap pelestarian situs-situs bersejarah di Indonesia.

 

Metodologi

Dalam penelitian ini, kami menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada dokumentasi fisik dan analisis dokumen historis untuk memahami secara mendalam makam La Tenrilai Tosengngeng. Pendekatan ini memungkinkan kami untuk mengeksplorasi dan memahami konteks, nilai, dan makna yang terkait dengan makam tersebut dalam konteks sosial dan historis masyarakat Sulawesi Selatan.

Pendekatan kualitatif dipilih karena kemampuannya untuk mendalam dan mendeskripsikan fenomena sosial dari perspektif subjek yang terlibat. Ini memungkinkan peneliti untuk memahami fenomena berdasarkan konteksnya dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna dan nilai yang terkandung dalam makam La Tenrilai Tosengngeng.

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik dokumentasi, menggunakan kamera DSLR untuk mengambil gambar makam dari berbagai sudut. Ini membantu dalam mendokumentasikan kondisi fisik saat ini dari makam, termasuk detail arsitektural dan ornamen. Melakukan pengukuran fisik makam, termasuk dimensi dan layout, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang struktur dan desain makam. Mencatat informasi penting yang diperoleh selama observasi lapangan, termasuk catatan tentang lokasi, kondisi sekitar makam, dan aktivitas ziarah yang terjadi. Mengakses arsip lokal dan nasional untuk mendapatkan dokumen-dokumen historis yang berkaitan dengan makam La Tenrilai Tosengngeng. Ini termasuk catatan sejarah, laporan penelitian sebelumnya, dan dokumen resmi. Melakukan wawancara dengan ahli sejarah lokal, penjaga makam, dan masyarakat setempat untuk mendapatkan insight dan cerita lisan yang berkaitan dengan sejarah dan nilai makam. Menggunakan literatur yang relevan, termasuk buku, jurnal, dan artikel online, untuk mendukung analisis dan interpretasi data.

Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif. Ini melibatkan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tema-tema utama, pola, dan hubungan dalam data, yang kemudian digunakan untuk membangun pemahaman yang komprehensif tentang makam La Tenrilai Tosengngeng dalam konteks historis dan budaya Sulawesi Selatan.

Metodologi penelitian ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang makam La Tenrilai Tosengngeng, dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif yang memungkinkan penelitian untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan secara detail aspek fisik, historis, dan budaya makam tersebut. Melalui penggunaan teknik dokumentasi yang komprehensif dan pengumpulan data historis yang teliti, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman dan pelestarian warisan budaya di Sulawesi Selatan.

Hasil

Dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng mengungkapkan bahwa makam ini memiliki arsitektur yang unik, dengan penggunaan batu nisan yang diukir secara detail dan elemen dekoratif yang mencerminkan pengaruh estetika Islam. Dimensi makam, yang tercatat selama proses dokumentasi, menunjukkan bahwa makam ini dibangun dengan memperhatikan aspek simetri dan proporsi, yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional di Sulawesi Selatan.

Hasil fotografi yang diambil dari berbagai sudut menunjukkan kondisi makam yang relatif terawat, meskipun ada beberapa tanda-tanda kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam dan usia. Pengukuran dan pencatatan detail arsitektural makam memberikan dasar yang kuat untuk upaya pelestarian dan restorasi di masa depan.

(under construction)

Dalam jurnal ilmiah, beberapa membahas mengenai keberadaannya walaupun tentang siapa La Tenrilai Tosengngeng ditemukan setidaknya ada 4 jurnal ilmiah yakni:

  1. Tosora Pada Masa Kerajaan Wajo Abad XVII
  2. Peranan Tosora Sebagai Pusat Pemerintahan Kerajaan Wajo Abad XVI-XIX
  3. Usaha La Sangkuru Patau Dalam Mengembangkan Agama Islam Di Kerajaan Wajo
  4. Usaha La Sangkuru Patau Dalam Mengembangkan Agama Islam Di Kerajaan Wajo

Analisis historis mengungkapkan bahwa La Tenrilai Tosengngeng adalah tokoh penting dalam sejarah lokal, yang kontribusinya terhadap masyarakat dan budaya setempat masih dihormati hingga hari ini. Wawancara dengan ahli sejarah lokal dan masyarakat setempat mengungkapkan bahwa makam ini sering dikunjungi untuk ziarah, yang menunjukkan pentingnya makam ini dalam praktik spiritual masyarakat.

Dokumen-dokumen historis dan cerita lisan yang dikumpulkan selama penelitian menunjukkan bahwa makam La Tenrilai Tosengngeng tidak hanya sebagai tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai simbol kekuatan spiritual dan pengaruh sosial yang dimiliki oleh La Tenrilai Tosengngeng selama hidupnya.

Dari data yang diperoleh, dapat diinterpretasikan bahwa makam La Tenrilai Tosengngeng memiliki nilai historis dan budaya yang signifikan bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Arsitektur makam, yang menggabungkan elemen tradisional dan Islam, mencerminkan integrasi budaya yang telah terjadi di wilayah ini selama berabad-abad. Kondisi fisik makam yang relatif terawat menunjukkan penghormatan dan perawatan yang terus menerus dari masyarakat setempat.

Analisis historis menunjukkan bahwa La Tenrilai Tosengngeng dihormati tidak hanya karena perannya dalam sejarah lokal tetapi juga karena kontribusinya terhadap nilai-nilai spiritual dan budaya. Praktik ziarah yang masih berlangsung menunjukkan bahwa makam ini tidak hanya penting secara historis tetapi juga memiliki relevansi spiritual yang berkelanjutan.

Penelitian ini menegaskan pentingnya makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai situs warisan budaya yang perlu dilestarikan. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk upaya pelestarian lebih lanjut, yang tidak hanya akan melindungi situs ini dari kerusakan tetapi juga memastikan bahwa nilai historis dan budaya makam ini dapat terus dikenang dan dihormati oleh generasi mendatang.

Diskusi

Penelitian ini menemukan bahwa makam La Tenrilai Tosengngeng memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Dokumentasi fisik dan analisis historis yang dilakukan memberikan dasar yang kuat untuk argumentasi pelestarian makam sebagai cagar budaya. Temuan ini mendukung usaha pelestarian dengan menyediakan data dan analisis yang dapat digunakan sebagai referensi dalam proses pelestarian dan pengajuan makam sebagai situs cagar budaya.

Upaya pelestarian dapat melibatkan berbagai aspek, dari penyelamatan dan pengamanan hingga pemanfaatan untuk pendidikan dan kepariwisataan (Samosir, Sihite, and Sitepu 2022). Kasus ini relevan karena menunjukkan bagaimana pelestarian situs bersejarah dapat memberikan manfaat yang luas, tidak hanya dalam menjaga warisan budaya tetapi juga dalam meningkatkan kesadaran dan apresiasi publik terhadap sejarah lokal.

Diskusi ini juga menyoroti pentingnya pelestarian cagar budaya dalam menghadapi ancaman modernisasi, seperti yang dijelaskan dalam sumber (Ulva, Halifah Mustami, and Aksa 2022). Revitalisasi kawasan bersejarah sebagai objek wisata menunjukkan bagaimana pelestarian dapat diintegrasikan dengan pengembangan ekonomi lokal, memberikan contoh bagaimana pelestarian dapat memberikan manfaat ekonomi sambil menjaga integritas situs bersejarah.

Studi tentang kondisi pelestarian bangunan cagar budaya yang menjadi atraksi wisata di Kotagede (Nursyamsu and Marcillia 2022), memberikan wawasan tentang bagaimana pariwisata dapat berdampak positif terhadap pelestarian cagar budaya. Ini menunjukkan bahwa dengan manajemen yang tepat, pelestarian dan pemanfaatan situs bersejarah untuk pariwisata dapat saling menguntungkan.

Diskusi penelitian ini menegaskan bahwa temuan dari penelitian tentang makam La Tenrilai Tosengngeng dapat mendukung usaha pelestarian makam sebagai cagar budaya dengan menyediakan data dan analisis yang komprehensif. Melalui perbandingan dengan kasus serupa, diskusi ini menunjukkan relevansi dan pentingnya pelestarian dalam menjaga warisan budaya dan sejarah. Ini juga menyoroti bagaimana pelestarian dapat diintegrasikan dengan pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata, memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dan menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang.

Kesimpulan

Penelitian tentang makam La Tenrilai Tosengngeng di Sulawesi Selatan telah menghasilkan temuan yang berharga dan memberikan wawasan mendalam tentang nilai historis, arsitektural, dan budaya dari situs ini. Melalui pendekatan yang menggabungkan dokumentasi fisik dan analisis historis, penelitian ini berhasil mengungkapkan pentingnya makam ini tidak hanya sebagai tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai simbol kebudayaan dan spiritualitas yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa makam La Tenrilai Tosengngeng memiliki arsitektur yang unik dan detail yang mencerminkan pengaruh budaya dan agama yang kaya. Makam ini juga merupakan pusat ziarah yang menunjukkan praktik spiritual yang kuat dalam masyarakat. Analisis historis mengungkapkan bahwa La Tenrilai Tosengngeng adalah tokoh penting yang kontribusinya terhadap masyarakat dan budaya setempat masih dihormati hingga hari ini.

Implikasi dari temuan ini terhadap pelestarian dan pengakuan cagar budaya sangat signifikan. Penelitian ini menegaskan pentingnya makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai bagian dari warisan budaya Sulawesi Selatan yang perlu dilestarikan. Pelestarian makam ini tidak hanya akan melindungi struktur fisik dan nilai estetikanya tetapi juga mempertahankan makna historis dan budaya yang terkandung di dalamnya untuk generasi mendatang.

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa rekomendasi untuk tindakan pelestarian lebih lanjut atau studi mendatang yakni mengusulkan makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai situs cagar budaya kepada pemerintah setempat dan nasional untuk mendapatkan perlindungan hukum dan dukungan dalam upaya pelestarian. Selain itu, perlu mengembangkan program pelestarian yang melibatkan pemerintah, masyarakat setempat, dan ahli warisan budaya. Program ini dapat mencakup restorasi fisik, pengembangan pendidikan dan pariwisata budaya, serta penelitian lebih lanjut tentang sejarah dan budaya setempat. Rekomendasi lainnya, melaksanakan program pendidikan dan kesadaran publik tentang pentingnya pelestarian warisan budaya. Ini dapat mencakup seminar, pameran, dan materi edukasi yang menyoroti sejarah dan nilai makam La Tenrilai Tosengngeng, termasuk mendorong studi mendatang yang lebih mendalam tentang aspek-aspek lain dari makam La Tenrilai Tosengngeng, termasuk studi tentang praktik ziarah, pengaruhnya terhadap identitas budaya lokal, dan potensi pelestarian melalui pariwisata budaya.

Penelitian ini menegaskan pentingnya makam La Tenrilai Tosengngeng sebagai warisan budaya yang berharga di Sulawesi Selatan. Temuan dari penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk upaya pelestarian dan pengakuan lebih lanjut dari makam sebagai cagar budaya. Melalui pelestarian yang efektif, nilai historis, budaya, dan spiritual dari makam ini dapat dipertahankan untuk dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih yang tulus kepada para ahli sejarah lokal dan penjaga makam yang telah memberikan wawasan berharga mengenai sejarah dan nilai budaya makam La Tenrilai Tosengngeng. Wawancara dengan mereka telah memberikan dimensi yang lebih dalam dan kontekstual terhadap data historis yang dikumpulkan.

Individu dan lembaga telah memberikan dukungan yang esensial untuk penelitian ini. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo serta Pemerintah Daerah Kecamatan Majauleng, telah memberikan akses ke sumber daya penelitian dan peralatan yang diperlukan untuk dokumentasi fisik makam. Ahli sejarah kabupaten Wajo yang juga berperan dalam menyediakan dukungan teknis dan akademis yang membantu dalam analisis data dan interpretasi hasil penelitian.

Catatan Disklaimer

Tulisan ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang dapat diakses melalui internet maupun sumber lainnya (youtube.com, jurnal ilmiah, web site dan lainnya). Setiap sumber yang digunakan akan dicantumkan dengan jelas.

Jika Anda menemukan kesalahan atau memiliki masukan lainnya, silakan berikan komentar agar kami dapat segera melakukan perbaikan yang diperlukan.

Daftar Pustaka

Muhaeminah. 2008. “Sejarah Dan Arkeologi Tanete Barru Provinsi Sulawesi Selatan.” Walennae X(14):71–87. doi: https://doi.org/10.24832/wln.v10i2.193.

Nursyamsu, Lathifa, and Syam Rachma Marcillia. 2022. “Persepsi Terhadap Kondisi Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Yang Menjadi Atraksi Wisata Di Kotagede.” Atrium: Jurnal Arsitektur 8(1):27–42. doi: 10.21460/atrium.v8i1.171.

Renold, and Muh. Zainuddin Badollahi. 2019. “Ziarah Makam Syekh Yusuf Al-Makassari Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.” Pangadereng 5(1):64–74. doi: 10.36869/.v5i1.20.

Samosir, Lustani, Pormando Sihite, and Yulia K. S. Sitepu. 2022. “Upaya Pelestarian Cagar Budaya Istana Sisingamangaraja Bakkara Sebagai Situs Wisata Bersejarah Di Kabupaten Humbang Hasundutan.” Jurnal Christian Humaniora 6(2):27–39. doi: 10.46965/jch.v6i2.1950.

Ulva, Nurfajriani, Muhammad Halifah Mustami, and Nursyam Aksa. 2022. “Revitalisasi Kawasan Bersejarah Sebagai Objek Wisata.” Journal of Social Knowledge Education (JSKE) 3(1):1–5. doi: 10.37251/jske.v3i1.399.

Zubair, Muhammad. 2011. “Makna Dan Fungsi Pada Makam Lajangiru Di Botoala Makasar.” Al-Qalam" 17(1):59–70. doi: http://dx.doi.org/10.31969/alq.v17i1.98.

 

Lampiran

Dokumentasi fisik makam La Tenrilai Tosengngeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar