Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Dalam upaya untuk memelihara dan melestarikan kekayaan ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo telah melakukan analisis dan inventarisasi terhadap beberapa objek yang diusulkan sebagai cagar budaya. Berikut adalah beberapa temuan dari analisis tersebut:
Lokasi dan Deskripsi Cagar Budaya
1. Masjid Tua Tosora
- Deskripsi: Tempat
ibadah yang bersejarah dan masih berfungsi sebagai tempat ibadah saat ini.
- Keterangan:
Ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Lontara Sukkuna pada tahun 1621[1].
2. Geddongnge (Gudang Amunisi Kerajaan)
- Deskripsi:
Bangunan bersejarah yang menyimpan benda purbakala.
- Keterangan: Hasil
penelitian Balai Arkeologi[1].
3. Mushollah Tosora
- Deskripsi:
Berkaitan dengan adat dan budaya setempat.
- Keterangan:
Menjadi bagian dari festival budaya di Wajo[1].
4. Kain Tenun Sengkang
- Deskripsi:
Warisan budaya kerajinan tenun sutera yang signifikan.
- Keterangan: Masih
menjadi simbol identitas masyarakat Bugis Wajo[1][4][5].
5. Saoraja Tempe
- Deskripsi: Lokasi
yang diduga memiliki sejarah penting dalam kebudayaan Wajo.
- Keterangan: Dalam
upaya pelestarian budaya oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo,
diusulkan untuk ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 2025[3].
Usaha Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan
Pemerintah Kabupaten Wajo melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan dan memajukan
kebudayaan. Salah satunya adalah dengan menggelar Pekan Budaya Tosora, yang
menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya lokal, seperti Anggaru/osong, tari
lolusu, dongeng, pencak silat, dan baca lontara[2].
Pekan Budaya Tosora ini diharapkan dapat menjadi daya tarik
wisatawan serta meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal. Wakil Bupati
Wajo, Amran, menekankan pentingnya kegiatan ini dilakukan secara rutin untuk
memperkuat identitas budaya Wajo dan sebagai upaya pelestarian adat[2].
Penelusuran dan Penjejakan Sejarah
Untuk mendukung upaya pelestarian budaya, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Wajo akan melakukan penelusuran dan penjejakan sejarah
objek yang diduga cagar budaya, termasuk Saoraja Tempe di Kecamatan Tempe,
Makam Petta Makkawarie di Kelurahan Tempe, Bunker Jepang Wajo di Kelurahan
Maddukelleng, serta berbagai makam penting lainnya di berbagai kecamatan[3].
Kegiatan ini juga melibatkan kerjasama dengan Balai
Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX dan mahasiswa jurusan arkeologi dari
berbagai universitas di Indonesia untuk memastikan pendataan dan pelestarian
warisan budaya dilakukan dengan baik[3].
Kesimpulan
Dengan analisis data yang telah dilakukan, Kabupaten Wajo
menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan warisan budayanya. Melalui upaya
pelestarian, pemajuan kebudayaan, dan penelusuran sejarah, Wajo tidak hanya
menjaga identitas budayanya tetapi juga menyajikan kekayaan budaya yang luar
biasa bagi generasi mendatang dan pelancong dari berbagai penjuru dunia.
Rujukan
[1]
https://wajoterkini.com/tiga-lokasi-di-tosora-ditetapkan-jadi-cagar-budaya/
[2]
https://wajokab.go.id/berita/detail/buka-pekan-budaya-di-tosora-amran-ini-harus-terus-dilestarikan
[3]
https://beritasulsel.com/baca/telusur-dan-penjejakan-sejarah-objek-diduga-cagar-budaya-di-wajo
[4]
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sulseltrabar/baca-kilas-peristiwa/14278/Kain-Tenun-Sengkang-Warisan-Budaya-dari-Wajo-Sulsel.html
[5]
https://wamanews.id/kain-sutera-bugis-wajo-adalah-warisan-budaya-yang-terus-hidup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar